Langsung ke konten utama

Pewarna

Macam-Macam Zat Aditif Makanan

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 235 (1979), tentang zat aditif makanan bisa dikelompokkan menjadi 14 menurut fungsinya, antara lain:
  1. Antioksidan dan antioksidan sinergis
  2. Pengasam, penetral dan pendapar
  3. Anti kempal
  4. Enzim
  5. Pemutih dan pematang
  6. Pemanis buatan
  7. Penambah gizi
  8. Pengawet
  9. Pengeras
  10. Pengemulsi, pemantap, dan pengental
  11. Pewarna alami dan sintesis
  12. Sekuestran
  13. Penyedap rasa dan aroma
  14. Zat aditif makanan lain
Zat aditif makanan didapatkan dari ekstrak bahan alami, dapat pula dibuat dari reaksi-reaksi tertentu. Dengan demikian, dikenal sebutan zat aditif makanan alami dan zat aditif makanan buatan (artifisal).

1. Pewarna Makanan

Pemberian pewarna di makanan memiliki tujuan hanya untuk memperbaiki penampilan makanan supaya lebih menarik perhatian. Di Indonesia sudah banyak dikenal bahan pewarna alami, seperti daun suji dan daun pandan (warna hijau), kunyit (warna kuning), warna telang (warna biru keunguan), gula kelapa (warna merah kecoklatan), cabe dan bunga belimbing sayur (warna merah).
Pewarna alami ini sangat aman untuk kesehatan manusia, tetapi pengetahuannya kurang maksimal karena masih adanya rasa atau aroma yang dapat mengganggu rasa dan aroma makanan aslinya.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, sekarang sudah banyak dibuat pewarna makanan sintesis. Misalnya: sunset yellow FCF (warna oranye), violet GB (warna ungu), tartazine (warna kuning), indigo carmine (warna biru). Tetapi, harga pewarna makanan sintesis ini lebih mahal, sehingga ada orang yang tidak bertanggung jawab yang menggantinya dengan pewarna tekstil dengan harga yang lebih murah tetapi sangat berbahaya untuk kesehatan.
Pewarna tekstil sering disalahgunakan untuk pewarna makanan, seperti rhodamine B (warna merah), metanil yellow (warna kuning). Bahan-bahan ini bisa menjadi pemicu penyakit kanker.



Sumber:https://www.seputarpengetahuan.co.id/2017/10/pengertian-zat-aditif-pada-makanan-sifat-macam-macam-dampak-penggunaan.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hipotensi dan Hipertensi

Hipotensi      Darah rendah atau hipotensi adalah kondisi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Hipotensi umumnya tidak berbahaya dan dapat dialami oleh siapa saja. Namun pada beberapa orang,   hipotensi dapat menyebabkan pusing dan lemas.      Tekanan darah normal berkisar antara 90/60 mmHg dan 120/80 mmHg. Ketika tekanan darah berada di bawah rentang tersebut, maka seseorang dapat dikatakan menderita hipotensi. Meskipun umumnya tidak berbahaya, hipotensi dapat menjadi gejala dari suatu penyakit yang sedang diderita. 1. Penyebab Hipotensi      Tekanan darah dapat berubah sepanjang waktu, tergantung kondisi dan aktivitas yang dilakukan tiap orang. Kondisi ini merupakan hal yang normal, karena tekanan darah dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pertambahan usia dan keturunan. 2. Pengobatan Hipotensi      Jika Anda mengalami hipotensi yang disertai gejala, tindakan pertama yang perlu dilakukan adalah duduk...

Varises

Varises adalah pembuluh darah vena yang membengkak dan tampak dekat dari permukaan kulit. Pembuluh vena membawa darah dengan rendah oksigen dari sel dan jaringan kembali ke jantung, di mana darah bisa kembali mendapatkan oksigen. Masalah pada pembuluh vena ini dapat terjadi di bagian mana pun pada tubuh Anda. Namun, paling sering terjadi pada kaki. Kondisi ini sangat umum dihadapi banyak orang. Kadang tidak berbahaya, namun perlu penanganan dokter ketika gejala yang ditimbulkan cukup mengganggu atau berisiko menyebabkan komplikasi. Penyebab  Varises Varises disebabkan karena katup vena melemah dan tidak mampu menahan akumulasi darah. Penyakit ini tidak menular ataupun diturunkan namun varises biasanya terjadi dalam satu keluarga. Awalnya, vena yang bertugas membawa darah dari jaringan tubuh ke jantung. Pembuluh darah ini memiliki katup satu arah yang membantu menjaga darah mengalir ke jantung Anda.   Jika katup lemah atau rusak, darah dapat ...

Anemia

Anemia adalah suatu kondisi ketika tubuh kekurangan sel darah yang mengandung hemoglobin untuk menyebarkan oksigen ke seluruh organ tubuh. Dengan kondisi tersebut, penderita biasanya akan merasa letih dan lelah, sehingga tidak dapat melakukan aktivitas secara optimal. Anemia dapat terjadi dalam jangka waktu pendek maupun panjang, dengan tingkat keparahan ringan sampai berat. Pengobatan kondisi ini bervariasi tergantung pada penyebabnya. Anemia dapat diobati dengan mengonsumsi suplemen secara rutin atau prosedur pengobatan khusus. Penyebab Anemia Anemia terjadi pada saat tubuh kekurangan sel darah merah sehat yang mengandung hemoglobin. Terdapat sekitar 400 kondisi yang dapat menyebabkan anemia pada seseorang dan dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu: Tubuh tidak cukup memproduksi sel darah merah. Terjadi perdarahan yang menyebabkan tubuh kehilangan darah lebih cepat dibanding kemampuan tubuh untuk memproduksi darah. Kelainan pada reaksi tubuh dengan menghancurkan sel darah merah ya...